Di dalam komiknya, Asterix dan Obelix (^o^ ketahuan umurnya) hidup di tahun 50 SM. Mereka tinggal di sebuah Desa kecil di Galia. Desa itu bagaikan duri di dalam daging bagi Romawi, karena menjadi satu-satunya wilayah kecil yang tidak pernah dikuasai oleh Romawi. Rahasia mereka adalah ramuan ajaib yang bikin mereka kuat.
Sayangnya yang di komik Asterix itu hanya rekaan saja.
Berbeda dengan Suku Germania yang berhasil dijajah oleh Romawi. Mereka terdiri dari banyak suku dan masing-masing tidak akur satu sama lain. Sehingga mereka mudah dikalahkan oleh Romawi.
Pada tahun 9 M, Arminius alias Ari, adalah anak salah satu kepala suku Germania. Arminius ketika masih kecil diambil paksa oleh Romawi sebagai tawanan agar sukunya tidak memberontak. Di Roma, Arminius didik militer dan disiapkan memang untuk menjadi sekutu Romawi.
Namun, Gubernur Romawi untuk wilayah Germania, Varus, memerintah dengan kejam. Sehingga Arminius tergerak untuk menyatukan suku-suku Germania. Arminius yang mencetuskan ide menghadang 3 Legiun Pasukan Romawi di Hutan Teutoburg.
Oya, 1 legiun itu terdiri dari kurang lebih 5.000 orang pasukan. Sehingga tiga legiun berarti 15.000 orang pasukan. Sedangkan jumlah pasukan Germania yang bersatu jauh lebih sedikit. Jumlah pastinya tidak tahu, tetapi bayangan saya hanya beberapa ribu saja.
Ketika bertemu dengan para kepala suku Germania, Arminius ditanya “Bagaimana kita bisa menang melawan 3 Legiun Romawi?”
Arminius menjawab, “Semuanya pasti ada kelemahan. Pasukan Romawi kelemahannya adalah mereka merasa tidak akan kalah.“
Arminus memancing Varus dan 3 legiun pasukannya untuk melewati Hutan Teutoburg. Hutan itu memang masuk wilayah jajahan Romawi, tetapi mereka tidak tahu sama sekali medannya. Namun mereka terpancing karena merasa tidak akan kalah walaupun bertemu dengan Suku Germania.
Rasa tidak akan kalah itu membuat mereka lupa akan strategi yang harusnya mereka lakukan, yaitu mengirim pasukan mata-mata di depan terlebih dahulu. Sehingga mereka benar-benar tidak tahu medan dan posisi musuh yang menunggu dengan berbagai jebakan.
Medan Hutan Teutoburg benar-benar sulit. Pasukan Romawi harus berbaris memanjang, tidak bisa berbentuk kotak seperti ketika di area lapang. Ini menyebabkan Pasukan Romawi harus berbaris panjang sekali sampai 10 mil (16 km) panjangnya. Barisan ini sangat rentan untuk diserang dari sisi kanan maupun kiri.
Suku-suku Germania menyerang dengan metode gerilya, hit-and-run. Sedikit demi sedikit depan maupun belakang dihabisi. Mereka tidak segera sadar bahwa pasukannya semakin tinggal sedikit dan sisanya kocar-kacir.
Apalagi tiba-tiba salju turun ketika peperangan itu berlangsung. Baju zirah pasukan romawi berubah menjadi mimpi buruk bagi mereka. Zirah itu malah membuat mereka kesulitan bergerak di medan bersalju. Keuntungan cuaca itu semakin membuat Suku Germania di atas angin.
Diperkirakan 15.000 Pasukan Romawi tewas. Kejadian itu membuat Kaisar Augustus, Kaisar Romawi saat itu, membantingkan kepalanya ke dinding dan berteriak-teriak. Kaisar Augustus sangat terguncang.
—-
Para Sahabat pernah juga mengalami merasa tidak akan kalah. Kemenangan di Perang Badar membuat sebagian Sahabat merasa tidak akan kalah. Sehingga ketika Perang Uhud, mereka mengabaikan strategi dan perintah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wassalam.
Begitupun ketika Amerika melawan Vietnam. Amerika merasa tidak akan kalah melawan Vietnam. Pada akhirnya Amerika harus angkat kaki dari Vietnam. Bahkan Amerika harus “menutupinya” dengan Film Rambo agar tidak begitu malu.
Merasa tidak akan kalah tidak hanya terjadi pada pasukan/ negara yang berperang, tetapi juga dialami oleh Nokia dan Blackberry. Mereka dengan “angkuh” tidak sadar bahwa dalam bahaya dan menolak realitas kemajuan.
Merasa tidak akan kalah juga terjadi pada saya, tim saya dan mungkin juga tim Kamu. Mudahnya Omset naik dan berlimpahnya uang cash membuat Business Owner mengabaikan banyak hal. Seolah-olah tidak akan kalah oleh gempuran apapun, baik dari dalam maupun luar.
Jika mungkin saat ini Anda mulai merasa tidak akan kalah. Hati-hati.. !
Allahu a’lam